FLORENCE NIGHTINGALE

Florence-Nightingale.jpg
Ketika pertama kali mendapat panggilan untuk melayani pada tanggal 7 Februari 1837, Florence Nightingale masih tidak tahu apa yang harus ia kerjakan bagi Tuhan. Meski demikian, jauh sebelum semakin yakin akan panggilannya sebagai seorang perawat, ia sangat gemar mengunjungi pasien-pasien di berbagai klinik dan rumah sakit. Hanya saja, ia mulai merasa kalau kunjungannya ke berbagai rumah sakit dan klinik itu hanya menghancurkan hati para pasien.
Sebagai keluarga yang berasal dari kalangan mapan, keinginan Florence untuk berkarier sebagai perawat mendapat tantangan keras. Ibu dan kakaknya sangat keberatan dengan jalur yang hendak ditempuh Florence. Sedangkan ayahnya, meski mendukung kegiatan kemanusiaan yang dilakukan putrinya ini, juga tidak ingin Florence menjadi perawat.Pada masa itu, pekerjaan sebagai perawat memang dianggap pekerjaan yang hina. Alasannya:

  • perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara yang miskin) yang mengikuti ke mana tentara pergi;
  • profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka sehingga profesi ini dianggap sebagai profesi yang kurang sopan untuk wanita baik-baik, selain itu banyak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak senonoh;
  • perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas;
  • perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.

Kesempatan untuk mengunjungi Kaiserswerth tampaknya menjadi titik balik baginya. Sebuah rumah sakit yang menjadi pionir dalam perawatan telah dibangun atas inisiatif Pendeta Theodor Fliedner dan istrinya. Rumah sakit ini sendiri dibangun setelah Pendeta Theodor Fliedner prihatin melihat tidak adanya rumah sakit di kebanyakan kota. Rumah sakit yang kemudian juga menjadi tempat pelatihan para diaken ini, menjadi tempat bagi para wanita untuk belajar teologi dan keperawatan — mengikuti model pelayanan gereja Kristen mula-mula. Florence berkunjung ke rumah sakit ini pada tahun 1846 dan setahun berikutnya, ia kembali ke sana untuk menempuh pendidikan keperawatan.

Meski demikian, ia harus menanti cukup lama hingga ia bisa menjadi seorang perawat, yaitu sekitar lima belas tahun. Waktu yang sedemikian ini belakangan diyakini Florence sebagai kehendak Tuhan yang menyatakan bahwa dirinya harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum terjun sebagai seorang perawat.

BERPERAN DALAM PERANG CRIMEA
Pada saat berusia 34 tahun, Florence berkesempatan untuk berbagian dalam Perang Crimea sebagai perawat. Saat itu, Perancis, Inggris, Kerajaan Sardinia, dan Kekaisaran Ottoman berperang melawan Kekaisaran Rusia. Tiba bulan November 1854 di Barak Selimiye, di Scutari dengan 38 rekan-rekannya, Florence melihat para prajurit yang terluka, tidak dirawat dengan baik. Obat-obatan yang minim ditambah dengan tidak diperhatikannya kehigienisan sering membawa akibat yang fatal bagi pasien. Peralatan untuk menyiapkan makanan bagi para pasien pun tidak tersedia.

Alhasil, dari 4.077 yang meninggal, sebagian besar meninggal karena penyakit tifus, tifoid (typhoid), kolera, dan disentri. Kenyataan yang demikian membuat Florence semakin yakin bahwa yang membunuh para prajurit justru kondisi tempat perawatan yang sangat buruk.

Sekembalinya ke Inggris, Florence mengumpulkan lebih banyak bukti yang disodorkannya kepada Komisi Kesehatan Angkatan Darat. Ia melaporkan betapa banyaknya prajurit yang meninggal akibat buruknya kondisi di barak-barak. Hal inilah yang kemudian memengaruhi karier keperawatan Florence.

WARISAN-WARISAN FLORENCE NIGHTINGALE
Salah satu warisan yang sangat berharga dari Florence ialah sistem kesehatan publik. Sistem tersebut menunjukkan keyakinannya akan hukum Tuhan, Sang Pencipta segalanya. Pendekatannya juga menyeluruh. Ia juga menekankan pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit secara konsisten. Ia mencetuskan perilaku hidup yang sehat dengan:

  • rumah yang layak huni (sesuatu yang langka di masanya, bahkan bagi mereka yang hidup makmur);
  • air dan udara yang bersih;
  • nutrisi yang baik;
  • kelahiran yang aman (tingkat kematian dalam proses kelahiran maupun pasca kelahiran karena demam, lebih tinggi);
  • perawatan anak yang benar, yang ditunjukkan dengan tidak satu anak pun yang menjadi pekerja.
Florence juga memegang peranan yang sangat penting dalam mengangkat harkat para perawat. Meskipun bila kita cermati, hal ini sudah dilakukan sejak Pendeta Theodor Fliedner dan istrinya membangun rumah sakit di Kaiserswerth, Florence Nightingale-lah yang berperan menaikkan derajat para perawat sebagai profesional yang dihargai. Pada tahun 1860, ia mendirikan Nightingale Training School bagi para perawat di Rumah Sakit St. Thomas.Pada tahun 1860, karya terbaiknya, Notes on Nursing dipublikasikan. Karya ini menjadi penting mengingat di dalamnya terdapat prinsip-prinsip keperawatan yang meliputi pengawasan yang teliti dan sensitif bagi para pasien.

Selain itu, minat dan kemampuan matematis yang dimilikinya semenjak kecil membuat Florence menjadi salah satu tokoh yang turut berperan penting dalam hal statistik. Ia mengompilasi, menganalisis, dan mempresentasikan pengamatan medisnya dengan bidang yang juga dikuasai ayahnya. Salah satu peranannya ialah dalam mempresentasikan informasi secara visual. Ia bisa dikatakan memperbaiki “grafik kue pie” yang diperkenalkan pertama kali oleh William Playfair pada tahun 1801. Dalam penjelasannya di hadapan anggota parlemen, Florence menggunakan grafik yang menyerupai histogram melingkar yang kita kenal belakangan, mengingat para anggota parlemen terlihat tidak suka membaca atau memahami laporan statistik tradisional.

Belakangan, Florence mempelajari sanitasi di India dengan statistik yang komprehensif. Ia juga menjadi orang terkemuka yang memperkenalkan pengembangan pelayanan medis dan kesehatan publik di sana. Atas perannya ini, ia menjadi wanita pertama yang berbagian dalam Royal Statistical Society, yang juga menjadi anggota kehormatan dari American Statistical Association.

Selain mempromosikan keseragaman statistik di rumah sakit — sehingga memudahkan perbandingan menyeluruh di seluruh negeri, Florence juga merupakan salah satu penguji data yang berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan. Ia juga menjadi orang pertama yang memimpin studi tingkat kelahiran anak-anak Aborigin di daerah-daerah koloni Inggris.

TENTANG IMAN KRISTENNYA
Florence meyakini Tuhan sebagai Pencipta dunia, sekaligus Allah yang mengatur dunia dengan hukum-Nya. Ia percaya bahwa setiap doa yang kita panjatkan bukanlah untuk membebaskan kita dari segala macam penyakit dan kelaparan sebab Allah tidak akan mengirimkan wabah penyakit dan kelaparan. Sebaliknya, manusialah yang harus mempelajari pergerakan dunia secara sosial maupun natural guna mempelajari hukum-hukum Tuhan, lalu berperan sebagai rekan sekerja Allah. Synergii merupakan kosakata Yunani yang digunakan Florence untuk menyebutkan hal ini. Ia memandang Allah sebagai inisiator. Akan tetapi, kita berbagian dalam mewujudnyatakan pekerjaan Allah di dunia ini.

Florence juga sangat aktif dalam berdoa. Ia sangat yakin bahwa Tuhan pasti menjawab setiap doa yang dipanjatkan. Ia juga menyadari bahwa doa yang tidak dikabulkan sangat mungkin disebabkan oleh alasan yang baik bahwa manusia belum siap untuk menerima apa yang ia minta. Selain itu, Florence juga dengan tegas menolak konsep litani dalam ibadah. Dalam Notes for Devotional Authors of the Middle Ages, ia menulis,

“Litani — apakah kita mengetahuinya lebih dalam, tidak pantaskah kita menyebut mereka tidak beragama? — adalah mengatakan kepada Tuhan apa yang harus dikerjakan-Nya, kita mengajari Tuhan. Sementara menurut kita, doa merupakan sarana bagi Tuhan untuk mengatakan apa yang harus kita lakukan, mengajari kita yang Ia lakukan dengan hukum-Nya.”

AKHIR HIDUP
Florence Nightingale meninggal dalam tugasnya pada tahun 1868 karena penyakit tifus. Hanya mencapai usia 48 tahun, ia telah berjasa besar bagi dunia medis, khususnya menetapkan fondasi keperawatan. Betapa perawat adalah profesi yang penting dan harus diperlengkapi dengan pendidikan khusus. Tidak heran, bila profesi ini kini menjadi profesi yang sangat mulia, jauh melebihi pandangan masyarakat Inggris sebelumnya.

Sumber Bacaan

Florence Nightingale Museum. 2003. Florence Nightingale, dalam
http://www.florence-nightingale.co.uk/flo2.htm.
McDonald, Lynn. 2000. Florence Nightingale and the Foundations of Public Health Care, dalam
http://www.sociology.uoguelph.ca/fnightingale/Public%20Health%20Care/dalpaper.htm.

info palang merah

SEJARAH PALANG MERAH INDONESIA

Seperti Palang Merah Internasional, lahirnya PMI juga berkaitan dengankancah peperangan, diawali pada :

MASA SEBELUM PERANG DUNIA II
• 21 Oktober 1873 Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI) didirikanBelanda.
• Tahun 1932 dr. RCL Senduk dan dr. Bahder Djohan merencanakanmendirikan Badan PMI
• Tahun 1940 pada sidang konperensi NERKAI, rencana diatas ditolak karenamenurut Pemerintah Belanda, rakyat Indonesia belum mapu mengatur BadanPalang Merah Nasional.

MASA PENDUDUKAN JEPANG
Dr. RCL Senduk berusaha lagi unuk mendirikan BADAN PMI namun gagal, ditolak Pemerintah DAI NIPPON.
MASA KEMERDEKAAN RI
• 17 Agustus 1945 RI merdeka
• 3 September 1945 Presiden Soekarno memrintahkan kepada MenteriKesehatan dr. Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk suatu Badan PalangMerah Nasional.Pembentukan PMI dimaksudkan juga untuk menunjukkanpada dunia internasional bahwa negara Indonesia adalah satu fakta yang nyata.
• 5 September 1945 Menkes RI dlam Kabinet I (dr. Boentaran) membentukPanitia 5 (lima) : Ketua : dr. R. Mochtar, Penulis : dr. Bahder Djohan, Anggotadr. Djoehana, dr. Marzuki, dr. Sitanala)
• 17 September 1945 tersusun Pengurus Besar yang dilantik oleh WakilPresiden RI Moch. Hatta yang sekaligus beliau sebagai Ketuanya.
MASA PERANG KEMERDEKAAN
Pada masa itu terjadi peperangan dimana-mana. Dalam usia muda PMImenghadapi kesulitan, kurang pengalaman, kurang peralatan dan dana. Namun orang-orang secara sukarela mengerahkan tenaganya, sehinggaurusan kepalangmerahan dapat diselenggarakan.Berbagai pertolongan danbantuan seperti Dapur Umum, Pos Pertolongan Pertama/PP, pengangkutandan perawatan korban pertempuran, sampai pada penguburannya jika adameninggal, dilakukan oleh laskar-laskar sukarela di bawah Panji PalangMerah yang tidak memandang golongan, agama dan paham politikmemudahkan pekerjaan membantu mereka yang memerlukan bantuan dimana saja.
Pada waktu dibentuk Pasukan Penolong Pertama (Mobile Colone) olehCabang-Cabang. Anggotanya terdiri dari pelajar sekolah tinggi dan menengah.
Pada permulaan tahun 1946 telah terkumpul kurang lebih 60 wanita untukdididik sebagai pembantu jururawat yang di asramakan di gedung Chr. HBSSalemba.Meeka kemudian dikirim ke daerah luar Jakarta sampai ke daerahpertempuran.Menurut catatan pada waktu itu PMI sudah memiliki 40 Cabang. : ( yang

PENGORGANISASIAN PALANG MERAH

PMR disekolah kegiatan PMR disekolah secara fungsional merupakan dari kegiatan osis dibawah pembinaan seksi kesegaran jasmani dan daya kreasi.

Pengurus PMR disekolah

  1. Pembina PMR adalah kepala sekolah yang mengatur tugas pembina Teknis dan pelatihan PMR disekalah.
  2. Pembina teknis PMR adalah guru atau pelaksana tugas administrasi disekolah yang bertugas membantu pembina PMR.
  3. Pengurus PMR adalah para siswa-siswi PMR yang telah mengikuti pendidikan dasar kepalang merahan.

Jenjang keanggotaan PMR

  • PMR MULA disingkat ” ML ” tingkatan ” A ” setingkat usia siswa SD/MI dari 7 s/d 12 tahun.
  • PMR MADYA disingkat ” MD ” tingkatan ” B ” setingkat usia siswa SMP/MTS dari 12 s/d 16 tahun.

PMR WIRA disingkat ” WR ” tingkatan ” C ” setingkat usia siswa SMA/MA dari 16 s/d 20 tahun.

Warna-warna dasar pada PMR

Tingkatan PMR Mula warna dasar badge HIJAU

Tingkatan PMR Madya warna dasar badge BIRU

Tingkatan PMR Wira warna dasar badge KUNING

Tanda jenjang slayer

– Logo PMI 7 cm ( diameter )

– Slayer dengan panjang dan lebar 105 cm, lalu dibagi miring

– Warna sesuai dengan jenjang

Topi / pet

  1. PMR MULA biru dongker
  2. PMR MADYA biru dongker
  3. PMR WIRA biru dongker
  4. Warna tulisan merah
  5. Logo warna merah

MARS PMI

F= Do syair : Djamalul AS.
lagu : Iskandar

Palamg merah indonesia
sumber kasih umat manusia
waisan luhur nusa dan bangsa
wujud nyata mengayom pancasila
gerak juang nya keseluruh nusa
mendarmakan bakti bagi ampera
tunaikan tugas suci
tujuan pmi dipersadada bunda pertiwi
untuk umat manusia
diseluruh dunia PMI mengantarkan jasa

PRAMUKA

SAKA KENCANA

SATUAN KARYA PRAMUKA KELUARGA BERENCANA
(SAKA KENCANA)

Satuan Karya Pramuka (Saka) Kencana adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.

Tujuan dibentuknya Saka Wanabakti adalah untuk membina anggota Gerakan Pramuka agar dapat menjadi tenaga kader pembangunan dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan guna memantapkan pelembagaan NKKBS sebagai cara yang layak dan bertanggungjawab dari seluruh keluarga dan masyarakat Indonesia.

Anggota Saka Kencana adalah :
1.
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
2.
Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka dan Mabi Saka
3.
Pemuda calon anggota Gerakan Pramuka yang berusia 16-25 tahun.

Syarat menjadi Anggota Saka Kencana :

  1. Menyatakan keinginan untuk menjadi anggota Saka Kencana secara suka rela

  2. Bagi Pemuda yang belum menjadi anggota Gerakan Pramuka harus dengan sepengetahuan orang tua/walinya, dan bersedia menjadi anggota Gugusdepan Pramuka terdekat.

  3. Bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berusia 16-25 tahun diharapkan menyerahkan izin tertulis dari Pembina Satuan dan Pembina Gugusdepan dan tetap menjadi anggota Gugusdepan.

  4. Bagi Pamong Saka mendapat persetujuan dari Pembina Gugusdepan dan telah mengikuti sedikitnya Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar

  5. Bagi Instruktur Saka, memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera serta bersedia memberikan ilmunya kepada anggota Saka.

  6. Sehat jasmani dan rohani serta dengan suka rela sanggup mentaati segala ketentuan yang berlaku di dalam Saka Kencana.

  7. Pamong Saka dan Instruktur Saka tetap diangkat dan dilantik oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir cabang yang bersangkutan dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani Ikrar.

  8. Bagi Pimpinan Saka dan Mabi Saka, bersedia memberikan bantuan yang bersifat moril, organisatoris, materiil dan finansiil kepada Saka serta sekurang-kurangnya telah mengikuti Kursus Orientasi Kepramukaan.

  9. Pimpinan Saka dan Mabi Saka diangkat dan dilantik oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani Ikrar.

Saka Kencana meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
1.
Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
2.
Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
3.
Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
4.
Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).

Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR), terdiri atas 4 (empat) SKK :
1.
SKK Pelayanan KB
2.
SKK Masalah Kesehatan Reproduksi
3.
SKK Kelangsungan hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita
4.
SKK Kesehatan Reproduksi Remaja.

Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK), terdiri atas 3 (tiga) SKK :
1.
SKK Bina Keluarga
2.
SKK Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
3.
SKK Bina Lingkungan Keluarga.

Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE), mempunyai 5 (lima) SKK :
1.
SKK KIE Individu
2.
SKK KIE Kelompok
3.
SKK KIE Media Luar Ruang
4.
SKK KIE melalui Media Cetak
5.
SKK Advokasi.

Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM), mempunyai 2 (dua) SKK :
1.
SKK Bina Institusi Masyarakat Pedesaan
2.
SKK Pendataan dan Pemetaan Keluarga.

Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Kencana adalah agar para Pramuka :

  • Memiliki pengetahuan, pengertian, keterampilan dan pengalaman dalam memasyarakatkan NKKBS terhadap anggota Pramuka dan Keluarga Indonesia.

  • Mampu dan mau menyebarluaskan kepada masyarakat tentang informasi dan pengetahuan tentang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Kependudukan serta kaitannya dengan Pembangunan sektor lain.

  • Mampu memberikan latihan dan peranserta dalam mendukung kegiatan Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan kependudukan kepada para Pramuka di Gugusdepannya.

  • Memiliki sikap yang rasional serta bertanggungjawab dalam mewujudkan kesadaran dan kepedulian keluarga sebagai pemrakarsa dan pelaksana pembangunan bangsa.

  • Menumbuhkembangkan minat terhadap Saka Kencana di setiap Gugusdepan dan pembentukan Saka Kencana di setiap Kwartir Ranting di seluruh wilayah Republik Indonesia yang semakin maju dan mandiri.

PRAMUKA

SAKA DIRGANTARA

SATUAN KARYA PRAMUKA DIRGANTARA
(SAKA DIRGANTANTARA)

Satuan Karya Pramuka (Saka) Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional.

Tujuan dibentuknya Saka Dirgantara adalah untuk memberikan suatu wadah kegiatan dan latihan di bidang kedirgantaraan bagi anggota Gerakan Pramuka melalui kegiatan nyata dan praktis di bidang kedirgantaraan yang berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat, bangsa dan negara.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Yang dapat menjadi anggota Saka Dirgantara adalah :

  • Pramuka penggalang, usia 14 tahun ke atas, yang sudah mencapai tingkat Penggalang Terap.
  • Pemuda berusia 16-25 tahun, dengan syarat khusus
  • Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

Saka Dirgantara meliputi 3 (tiga) krida, yaitu :

  1. Krida Olahraga Dirgantara
  2. Krida Pengetahuan Dirgantara
  3. Krida Jasa Kedirgantaraan

Krida Olahraga Dirgantara, terdiri atas 5 (lima) SKK :

  1. SKK Pesawat Bermotor
  2. SKK Pesawat Tak Bermotor
  3. SKK Aero Modelling
  4. SKK Terjun Payung
  5. SKK layang Gantung.

Krida Pengetahuan Dirgantara, terdiri atas 5 (lima) SKK :

  1. SKK Navigasi Udara
  2. SKK Pengatur Lalulintas Udara
  3. SKK Meteorologi
  4. SKK Fasilitas Penerbangan
  5. SKK Aerodinamika.

Krida Jasa Kedirgantaraan, mempunyai 4 (empat) SKK :

  1. SKK Teknik Mesin Pesawat Udara
  2. SKK Komunikasi
  3. SKK Struktur Pesawat
  4. SKK Search And Rescue (SAR).

Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Dirgantara adalah :

  1. Memiliki Kecakapan dan keterampilan serta sikap dan usaha tertentu di bidang kedirgantaraan.
  2. Memiliki rasa bangga memperoleh TKK yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
  3. Memperoleh kecakapan khusus yang diakui oleh instansi pemerintah maupun swasta serta masyarakat sehingga bermanfaat secara nyata untuk dapat memperoleh pekerjaan.
  4. Mampu menimbulkan rasa cinta Dirgantara di kalangan Pramuka, Pemuda dan masyarakat.

Info saka tarunabumi

SAKA TARUNABUMI

SATUAN KARYA PRAMUKA TARUNABUMI
(SAKA TARUNABUMI)

Satuan Karya Pramuka (Saka) Tarunabumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian.

Tujuan dibentuknya Saka Tarunabumi adalah untuk mewujudkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional di bidang pertanian dengan menyediakan wadah pendidikan luar sekolah di bidang pertanian kepada para Pramuka terutama Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega serta kepada pemuda calon anggota Pramuka dan para peminat yang memenuhi persayaratan.

Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka Tarunabumi adalah :

  • Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
  • Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka dan Mabi Saka
  • Pemuda calon anggota Gerakan Pramuka yang berusia 16-25 tahun.

Syarat menjadi Anggota Saka Tarunabumi :

  • Menyatakan keinginan untuk menjadi anggota Saka Tarunabumi secara suka rela
  • Bagi Pemuda yang belum menjadi anggota Gerakan Pramuka harus dengan sepengetahuan orang tua/walinya, dan bersedia menjadi anggota Gugusdepan Pramuka terdekat.
  • Bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berusia 16-25 tahun diharapkan menyerahkan izin tertulis dari Pembina Satuan dan Pembina Gugusdepan dan tetap menjadi anggota Gugusdepan.
  • Bagi Pamong Saka mendapat persetujuan dari Pembina Gugusdepan dan telah mengikuti sedikitnya Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
  • Bagi Instruktur Saka, memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan di bidang Pertanian serta bersedia memberikan ilmunya kepada anggota Saka.
  • Sehat jasmani dan rohani serta dengan suka rela sanggup mentaati segala ketentuan yang berlaku di dalam Saka Tarunabumi.
  • Pamong Saka dan Instruktur Saka tetap diangkat dan dilantik oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir cabang yang bersangkutan dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani Ikrar.

  • Bagi Pimpinan Saka dan Mabi Saka, bersedia memberikan bantuan yang bersifat moril, organisatoris, materiil dan finansiil kepada Saka serta sekurang-kurangnya telah mengikuti Kursus Orientasi Kepramukaan.

  • Pimpinan Saka dan Mabi Saka diangkat dan dilantik oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan dengan mengucapkan Tri Satya dan menandatangani Ikrar.

Saka Tarunabumi meliputi 5 (lima) krida, yaitu :

  1. Krida Pertanian dan Tanaman Pangan
  2. Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
  3. Krida Perikanan
  4. Krida Peternakan
  5. Krida Pertanian Tanaman Holtikultura.

Krida Pertanian Tanaman Pangan, terdiri atas 6 (enam) SKK :

  1. SKK Petani Padi
  2. SKK Petani Jagung
  3. SKK Petani Kacang Kedelai
  4. SKK Petani kacang Tanah
  5. SKK Petani Ubi Kayu
  6. SKK Petani Ubi Jalar.

Krida Pertanian Tanaman Perkebunan, terdiri atas 11 (sebelas) SKK :

  1. SKK Petani Cengkeh
  2. SKK Petani Kelapa
  3. SKK Petani Karet
  4. SKK Petani Obat-obatan
  5. SKK Petani Kopi
  6. SKK Petani Panili
  7. SKK Petani Coklat
  8. SKK Petani Lada
  9. SKK Petani Kapas
  10. Petani Tembakau
  11. SKK Petani Tebu.

Krida Perikanan, mempunyai 9 (sembilan) SKK :

  1. SKK Petani Ikan Nila
  2. SKK Petani Ikan Mas
  3. SKK Petani Ikan Gurami
  4. SKK Petani Ikan Lele
  5. SKK Petani Katak
  6. SKK Petani Belut
  7. SKK Petani Bandeng
  8. SKK Petani Udang
  9. SKK Petani Ikan Hias.

Krida Peternakan, mempunyai 12 (duabelas) SKK :

  1. SKK Peternak Kerbau
  2. SKK Peternak Sapi
  3. SKK Peternak Kuda
  4. SKK Peternak Sapi Perah
  5. SKK Peternak Kambing
  6. SKK Peternak Babi
  7. SKK Peternak Puyuh
  8. SKK Peternak Kelinci
  9. SKK Peternak Ayam
  10. SKK Peternak Itik
  11. SKK Peternak Lebah
  12. SKK Peternak Merpati.

Krida Pertanian Tanaman Holtikultura, mempunyai 32 (tiga puluh dua) SKK :

  1. SKK Petani Rambutan
  2. SKK Petani Pisang
  3. SKK Petani Mangga
  4. SKK Petani Nanas
  5. SKK Petani Durian
  6. SKK Petani Semangka
  7. SKK Petani Apel
  8. SKK Petani Salak
  9. SKK Petani Pepaya
  10. SKK Petani Jeruk
  11. SKK Petani Anggur
  12. SKK Petani Jambu
  13. SKK Petani Duku
  14. SKK Petani Alpokat
  15. SKK Petani Tomat
  16. SKK Petani Cabe
  17. SKK Petani Bayam
  18. SKK Petani Kangkung
  19. SKK Petani Kacang Panjang
  20. SKK Petani Kubis
  21. SKK Petani Sawi
  22. SKK Petani Wortel
  23. SKK Petani Suplir
  24. SKK Petani Palma
  25. SKK Petani Cemara
  26. SKK Petani Anggrek
  27. SKK Petani Mawar
  28. SKK Petani Melati
  29. SKK Petani Kaktus
  30. SKK Petani Seledri
  31. SKK Petani Bonsai
  32. SKK Petani Bawang Putih/Merah.

Sasaran kegiatan Saka Tarunabumi adalah agar para Pramuka Saka tarunabumi:

  1. Memiliki rasa cinta akan alam pertanian dan rasa tanggungjawab akan kelangsungan jalannya pembangunan nasional.
  2. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman kecakapan dan keterampilan di bidang pembangunan pertanian serta sikap yang tanggap akan perubahan-perubahan yang selalu terjadi dalam proses kegiatan pembangunan pertanian.
  3. Mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Saka Tarunabumi secara positip, berdayaguna dan berhasilguna, sesuai dengan bakat dan minatnya di bidang pertanian, sehingga berguna bagi pribadinya, keluarganya, masyarakat bangsa dan negara.
  4. Mampu menyebarluaskan pengetahuan, pengalaman, kecakapan dan keterampilannya, yang didapat dalam kegiatan Saka kepada anggota Gerakan Pramuka di Gugusdepan masing-masing serta kepada pemuda lainnya yang berada di sekitar tempat tinggalnya.

Info saka bahari

SAKA BAHARI

SATUAN KARYA PRAMUKA BAHARI
(SAKA BAHARI)

Satuan Karya Pramuka (Saka) Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam.

Tujuan dibentuknya Saka Bahari adalah untuk membina dan mengembangkan anggota Gerakan Pramuka agar :
Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan di bidang kebaharian, yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.
Memiliki rasa cinta kepada laut dan perairan dalam berikut seluruh isinya pada khusunya dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia pada umumnya.
Memiliki sikap dan cara berfikir yang lebih matang dalam menghadapi segala tantangan hidup, terutama menyangkut kebaharian.
Mampu menyelenggarakan proyek-proyek kegiatan di bidang kebaharian secara positif berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan minat dan bakatnya serta bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

Anggota Saka Bahari adalah :
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Pramuka Penggalang Terap.
Pemuda berusia 14-25 tahun, dengan syarat khusus

Syarat menjadi Anggota Saka Bahari :
Mendapat izin dari orang tua/wali dan pembina Gugusdepan
Berusia antara 14-25 tahun
Sehat jasmani dan rokhani
Berminat dan bersedia untuk berberan aktif dalam segala kegiatan Saka Bahari

Saka Bahari meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
Krida Sumberdaya Bahari
Krida Jasa Bahari
Krida Wisata Bahari
Krida Reksa Bahari

Krida Sumberdaya Bahari, terdiri atas 6 (enam) SKK :
SKK Penangkapan Ikan
SKK Alat Penangkap Ikan
SKK Budidaya Laut
SKK Pengolahan Hasil laut
SKK Budidaya Air Payau/Tambak
SKK Pertambangan Mineral.

Krida Jasa Bahari, terdiri atas 9 (sembilan) SKK :
SKK Listrik
SKK Mesin
SKK Pengecatan
SKK Elektronika
SKK Pengelas
SKK Perencana Kapal
SKK Perahu Motor
SKK Pelaut
SKK Operator Alat Bongkar Muat.

Krida Wisata Bahari, mempunyai 8 (delapan) SKK :
SKK Renang
SKK Layar
SKK Selam
SKK Dayung
SKK Ski Air
SKK Pemandu Wisata Laut
SKK Selancar Angin
SKK Penyelamatan di Pantai.

Krida Reksa Bahari, mempunyai 7 (tujuh) SKK :
SKK Navigasi
SKK Telekomunikasi
SKK Isyarat Bendera
SKK Isyarat Optik
SKK Pelestarian Sumberdaya Laut
SKK Pengemudi Sekoci
SKK SAR di Laut.

Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bahari adalah :
Mampu dan dapat memanfaatkan segala pengetahuan, pengalaman dan kecakapannya untuk ikut berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional, khususnya di bidang kebaharian.
Merasa ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kebaharian.

Info saka bhakti husada

SAKA BAKTI HUSADA

SATUAN KARYA PRAMUKA BAKTI HUSADA

(SAKA BAKTI HUSADA)

1. Satuan Karya Pramuka (Saka) Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

2. Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional.

3. Tujuan dibentuknya Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya.

4. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.

5 Yang dapat menjadi anggota Saka Bakti Husada adalah :

a. Pramuka penggalang, usia 14 tahun ke atas, yang sudah mencapai tingkat Penggalang Terap.

b. Pemuda berusia 16-23 tahun, dengan syarat khusus

c. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

d. Pamong Saka dan Instruktur tetap.

6. Saka Bakti Husada meliputi 5 (lima) krida, yaitu :

a. Krida Bina Lingkungan Sehat

b. Krida Bina Keluarga Sehat

c. Krida Penanggulangan Penyakit

d. Krida Bina Gizi

e. Krida Bina Obat.

7. Krida Bina Lingkungan Sehat, terdiri atas 5 (lima) SKK :

a. SKK Penyehatan Perumahan

b. SKK Penyehatan Makanan dan Minuman

c. SKK Pengamanan Pestisida

d. SKK Pengawasan Kualitas Air

e. SKK Penyehatan Air.

8. Krida Bina Keluarga Sehat, terdiri atas 6 (enam) SKK :

a. SKK Kesehatan Ibu

b. SKK Kesehatan Anak

c. SKK Kesehatan Remaja

d. SKK Kesehatan Usia Lanjut

e. SKK Kesehatan Gigi dan Mulut

f. SKK Kesehatan Jiwa.

9. Krida Penanggulangan Penyakit, mempunyai 8 (delapan) SKK :

a. SKK Penanggulangan Penyakit Malaria

b. SKK Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah

c. SKK Penanggulangan Penyakit Anjing Gila

d. SKK Penanggulangan Penyakit Diare

e. SKK Penanggulangan Penyakit TB. Paru

f. SKK Penanggulangan Penyakit Kecacingan

g. SKK Imunisasi

h. SKK Gawat Darurat.

10. Krida Bina Gizi, mempunyai 5 (lima) SKK :

a. SKK Perencanaan Menu

b. SKK Dapur Umum Makanan/Darurat

c. SKK UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu

d. SKK Penyuluh Gizi

e. SKK Mengenal Keadaan Gizi.

11. Krida Bina Obat, meliputi 5 (lima) SKK :

a. SKK Pemahaman Obat

b. SKK Taman Obat Keluarga

c. SKK Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif

d. SKK Bahan Berbahaya bagi Kesehatan

e. SKK Pembinaan Kosmetik

12. Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Bakti Husada adalah :

a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman di bidang Kesehatan

b. Mampu dan mau menyebarluaskan informasi kesehatan kepada masyarakat, khususnya mengenai :

  • kesehatan lingkungan
  • kesehatan keluarga
  • penaggulangan berbagai penyakit
  • gizi
  • manfaat dan bahaya obat.

c. Mampu memberikan latihan tentang kesehatan kepada para Pramuka di gugusdepan.

d. Dapat menjadi contoh hidup sehat bagi masyarakat di lingkungannya

e. Memiliki sikap dan perilaku hidup sehat yang lebih mantap.

pramuka

Tanda Gambar Krida Saka Kencana PDF Print E-mail

st1\:*{behavior:url(#ieooui) }

Arti dan Tanda Gambar Krida Saka Kencana

ImageTujuan dibentuknya Saka Kencana adalah untuk membina anggota Gerakan Pramuka agar dapat menjadi tenaga kader pembangunan dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan guna memantapkan pelembagaan NKKBS sebagai cara yang layak dan bertanggungjawab dari seluruh keluarga dan masyakarat Indonesia.

Arti Kiasan Tanda Gambar Satuan Karya Kencana

Lambang Saka Kencana berbentuk segi lima beraturan, yakni lima sisinya sama panjang yang memiliki arti :

a. Bentuk segi lima: jumlah lima sila dari Pancasila.

b. Gambar pesan Keluarga Berencana mengibaratkan kebulatan tekad melaksanakan catur warga menuju norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Krida Saka Kencana

Saka Kencana terdiri atas 4 krida (catur krida) yaitu:

1) Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR).

2) Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK).

3) Krida Bina Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE).

4) Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).

Dibawah ini adalah tanda Krida Saka Kencana :

Image

« Older entries